HADIS TENTANG PEMBAHAGIAN HARTA
A.
Penghargaan terhadap nilai Harta
Allah SWT sebelum menciptakan manusia telah terlebih dahulu menciptakan bumi
dan langit berikut beragam isinya.
Seluruh yang Allah SWT ciptakan itu sesungguhnya adalah fasilitas yang
dipersiapkan bagi manusia. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 29
هُوَ الَّذِي خَلَقَ
لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya:
“Dia-lah Allah, yang
menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu kemudian Dia berkehendak menuju
langit, lalu Dia menyempurnakannya menjado tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu
Sebagai fasilitas
harta itu harus dikelola agar kemanfaatannya dapat optimal dan efektif. Dengan
pengelolaan yang baik dan benar harta dapat memfasilitasi kehidupan manusia
sehingga mereka mampu menjalankan tugas kekhalifahannya di muka bumi.
Untuk mengelola harta secara baik perlu dibangun manajemen harta. Untuk itu,
Islam memulainya dengan mengarahkan manusia dalam memandang dan mengapresiasi
harta tersebut.1
B.
Distribusi Kekayaan
Pendistribusian kekayaan sering
diidentikkan pula dengan pendistribusian pendapatan. Distribusi pendapatan
merupakan permasalahan yang sangat rumit hingga saat ini masih sering dijadikan
bahan perdebatan antara ahli ekonomi. Salah satu perhatian pokok ilmu ekonomi
islam adalah mewujudkan keadilan distributif. Oleh karena itu, semua keadaan
ekonomi yang didasarkan pada ketidakseimbangan (zulm) harus diganti
dengan keadaan-keadaan yang memenuhi tuntutan keseimbangan (al-adl al-ihsan).
Dengan kata lain, ekonomi islam akan berusaha memaksimalkan kesejahteraan total
dan bukan hanya kesejahteraan marginal. Tindakan sosial harus digerakkan secara
langsung untuk perbaikan kesejahteraan kalangan yang kurang beruntung dalam
masyarakat melalui zakat, infaq, dan sedekah.2
Zakat
A. Pengertian Zakat
A. Pengertian Zakat
Zakat berasal dari kata zaka artinya tumbuh dengan subur, zaka
sebagaimana dalam al-Qur’an adalah suci dari dosa. Makna lain adalah al-barakatu
(keberkahan), al-Inama (pertumbuhan dan perkembangan) al-thoharatu
(kesucian). Jika pengertian itu dihubungkan dengan harta adalah harta yang
dizakati akan tumbuh berkembang dan bertambah karena suci dan berkah.3
Zakat juga disebut sodaqah karena salah satu tujuan zakat adalah mendekatkan
diri peda Allah sebagai implementasi dari keyakinan terhadap Tuhan.
HR. Bukhori:
حَدَثَنَا
اِسْمَاعِيْلُ قَالَ حَدَّثَنِيْ مَالِكُ بْنُ اَنَسٍ عَنْ عَمِّهِ اَبِي سُهَيْلِ
بْنِ مَاِلِكٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّهُ سَمِعَ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللهِ
يَقُوْلُ جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
اَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرَ الرَّأْسِ يُسْمَعُ دَوِيُّ صَوْ تِهِ وَلَا يُفْقَهُ مَا
يَقُوْلُ حَتَّى دَنَا فَاِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنِ الْاِ سْلَامِ فَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ
وَاللَّيْلَةِ فَقَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُ هَا قَالَ لَا اِلَّا اَنْ تَطَوَّعَ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصِيَامُ رَمَضَانَ قَالَ
هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ قَالَ لَا اِلاَّ اَنْ تَطَوَّعَ قَالَ وَذَ كَرَلَهُ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَا ةَ قَالَ هَلْ عَلَيَّ
غَيْرُهَا قَالَ لَا اِلاَّ اَنْ تَطَوَّ عَ قَلَ فَأَ دْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ
يَقُوْلُ وَاللهِ لَا اَزِيْدُ عَلَىَ هَذَا وَلَا اَنْقُصُ قَالَ رَسُوْل ُللهِ
صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَفْلَحَ اَنْ صَدَ قَ
Seorang penduduk Najd datang pada nabi,
gaung suaranya terdengar namun tidak dapat dipahami yang dia katakan sampai
dekat dengan nabi, beliau ditanya tentang Islam. Nabi menjawab: “shalat lima
kali dalam sehari semalam.” “apakah ada yang lain bagiku?” “tidak, kecuali sedekah
dan puasa ramadhan”. Rasulullah menutur zakat, lelaki itu berkata: “apa ada
yang lainnya?” “tidak kecuali sedekah.” Kemudian lelaki itu pulang seraya
berkata: “demi Allah, saya tidak menambahi dan tidak mengurangi.” Nabi
bersabda: “orang itu akan beruntung jika jujur
B. Kewajiban Zakat
Zakat hukumnya adalah wajib. Kewajiban zakat selalu disebut dalam al-Qur’an
setelah perintah Sholat, ini berarti zakat merupakan kewajiban bagi seorang
muslim. QS. Al Baqarah: 110
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya:
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”4
HR.
Bukhori:
حَدَ ثَّنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُسْنَدِيْ قَالَ
حَدَثَّناَ اَبُوْ رَوْحٍ الْحَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ
وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابَيِ يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اُمِرْتُ اَنْ اُقَاتِلَ
النَّاسِ حَتَّى يَشْهَدُوا اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاَنَّ مُحَمَّدًا
رَّسُوْلُ اللهِ وَيُقِيْمُوا الصَّلَا ةَ وَيُؤْ تُوْا الزَّ كَاةَ فَاِ ذَا
فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَا ءَ هُمْ وَ اَمْوَا لَهُمْ اِلاَّ بِحَقِّ
الْاِسْلَا مِ وَحِسَا بُهُمْ عَلَى اللهِ
Ibnu Umar berkata: “saya diperintah
memerangi manusia sampai baca syahadat, mengajarkan shalat, mengeluarkan zakat.
Apabila mereka telah melakukan hal itu maka terjagalah darah dan hartanya,
kecuali dengan hak islam dan penghitungannya diserahkan pada Allah.
D. Prinsip Zakat
1. Keimanan
HR. Bukhori:
حَدَ ثَّنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوْسَى قَالَ اَخْبَرَنَا
حَنْظَلَةُ بْنُ اَبِي سُفْيَانَ عَنْ عَكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَال َ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بْنِي الْاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ اَنْ لَّا
اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ وَاِقَا مَ الصَّلَا ةِ
وَاِيْتَاءِالزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Nabi SAW. Bersabda:”Islam dibangun atas lima hal, yaitu syahadat, shalat,
zakat, haji, puasa ramadhan.”
2.Pemerataan dan
Keadilan
HR. Bukhori:
حَدَّ ثَنَا مُوْسَى بْنُ اِسْمَاعِيْلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ الْقَعْقَاعِ حَدَّثَنَا اَبُوزُرْعَةَ
حَدَّثَنَا اَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ اِلَى
النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلُ اللهِ اَيُّ
الصَّدَ قَةِ اَعْظَمُ اَجْرًا قَالَ اَنْ تَصَدَّقَ وَاَنْتَ صَحِيْحٌ شَحِيْحٌ
تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْ مُلُ الْغِنِى وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى اِذَا بَلَغَتْ
الْحُلْقُوْمَ قُلْتَ لِفُلَا نٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَا نٍ
“Datang seorang laki-laki pada Nabi SAW. Dan bertanya:
“sedekah apa yang paling besar pahalanya?” “sedekah sedangkan kamu dalam
keadaan baik atau sehat, sangat kikir, khawatir terjadi kefakiran dan
berangan-angan kekayaan, jangan engkau menunda sedekah hingga ruh sampai
ditenggorokan.”
Sedekah dianjurkan bagi orang yang sudah
berkecukupan dan diberikan pada yang berhak dan membutuhkan, agar mereka mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya
Fungsi Zakat
1. Spiritual
HR. Bukhori:
حَدَّ ثَنَا اَحْمَدُ بْنُ شَبِيْبِ بْنِ سَعِيْدٍ حَدَّثَنَا
اَبِي عَنْ يُوْنُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ اَسْلَمَ قَالَ
خَرَجْنَا مَعَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فَقَالَ
اَعْرَابِيُّ اَخْبِرْنِي عَنْ قَوْلِ اللهِ وَالَّذِ يْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّ
هَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْ نَهَا فِي سَبِيْلِ اللهِ قَالَ ابْنُ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عضنْهُمَا مَنْ كَنَزَهَا فَلَمْ يُؤَدِّ زكَاَ تَهَا فَوَيْلٌ لَهُ اِنَّمَا كَانَ هَذَا قَبْلِ اَنْ
تُنْزَلَ الزَّكَاةُ فَلَمَّا اُنْزِلَتْ جَعَلَهَا اللهُ طُهْرًا لِلْاَ مْوَالِ
“Orang Badui bertanya pada Ibnu Umar tentang ayat yang artinya, “orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya dijalan Allah.” Ibnu Umar
berkata:”celakalah orang yang menyimpan harta dan tidak menafkahkannya dijalan
Allah (tidak mengeluarkan zakatnya), sesungguhnya ayat tersebut diterunkan
sebelum adanya perintah untuk berzakat, ketika ayat zakat diturunkan, maka
Allah menjadikan zakat untuk membersihkan harta.”
Fungsi Zakat adalah membersihkan harta kekayaan atau asset yang dimiliki
setiap muslim, sehingga harta yang dimiliki menjadi bersih, suci dan berkah.
Ekonomi-Sosial
HR. Bukhori:
حَدَّثَنَا اَبُوْ عَاصِمٍ الضَّحَّا كُ بْنُ مَخْلَدٍ
عَنْ زكَرَيَّاءَ بْنِ اِسْحَاقَ عَنْ
يَحْيَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ صَيْفِيٌّ عَنْ اَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ
مُعَاذًا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ ادْعُهُمْ اِلَى شَهَادَةِ
اَنْ لَا اِلَهَ اَلَّا اللهُ وَاَنِّي رَسُوْلُ اللهِ فَاِنَّ هُمْ اَطَا
عُوْا لِذَ لِكَ فَاَ عْلِمْهُمْ اَنَّ
اللهَ قَدْ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاةٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ
فَاِنْهُمْ أَ طَا عُوْ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللهَ الفْتَرَضَ عَلَيْهِمْ
صَدَقضةً فِي اَمْوَالِهِمْ تُؤْ خَذُ مِنْ اَغْنِيَا ئِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى
فُقَرَائِهِمْ
Nabi SAW. Mengutus Muad Ke Yaman, beliau bersabda:”ajaklah mereka baca
syahadat, jika sudah taat maka sampaikanlah bahwa Allah mewajibkan shalat lima
kali sehari, jika taat maka sampaikanlah bahwa Allah mewajibkan sedekah harta
yang diambil dari yang kaya diberikan kepada yang fakir.”
Jenis Zakat
Secara subtansial zakat dibagi menjadi empat, antara lain:
a. Zakat Fitrah
Menurut istilah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim
setiap setahun sekali berupa makanan pokok sesuai kadar yang telah ditentukan
oleh syara’. Hukum membayar zakat fitrah
adalah wajib bagi setiap musllim yang memiliki sisa bahan makanan satu sa’ atau
sekitar 2,5 kg.5
HR. Bukhori:
حَدَ
ثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ السَّكَنِ حَدَّ ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَهْضَمٍ
حَدَّ ثَنَا اِسْمَا عِيْلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ نَافِعٍ عَنْ اَبِيْهِ
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِى اللهُ عَنْهُمَا قَالَ فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صّلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًامِنْ تَمْرٍ اَوْصَاعًامِنْ
شَعِيْرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ وَالْذَ كَرِ وَالاُ نْثَى الصَّغِيْرِ
وَالْكَبِيْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاَمَرَبِهَا اَنْ تُؤَدَّ ى قَبْلَ خُرُوْ
جِ النَّاسِ اِلَى الصَّلَا ةِ
“Ibnu Umar berkata: “Rosulullah mewajibkan zakat fitrah 1 sa’ dari kurma
atau 1 sa’ gandum kepada orang islam baik bagi budak atau merdeka laki-laki
ataupun perempuan, kecil atau besar. Kewajiban tersebut harus dibayar seabelum
orang-orang menunaikan sholat ied.
b. Zakat Kekayaan
Zakat kekayaan adalah berupa emas, perak, ternak, dan perdagangan
HR. Ahmad:
حَدَّ ثَنَا عَبْدُ الرَّزَاقِ حَدَّ
ثَنَا مَعْمَرٌعَنْ عَاصِمٍ عَنْ اَبِى صَالَحٍ عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُوْ لُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَنَ لَهُ مَالٌ فَلَمْ
يُؤَدِّ حَقَّهُ جُعِلَ يَوْمَ الْقِيَمَةِ شُجَاعٌ أَقْرَعُ لَهُ زَ بِيْبَتَانِ
يَتْبَعُهُ حَتَّي يَضَعُ يَدَهُ فِي
فِيْهِ فَلَا يَزَالُ يَقْضِمُهَا حَتَّي يُقْضَي بَيْنَ الْعِبَادِ
Rosulullah Saw bersabda: “ barang siapa yang mempunyai harta dan tidak
memenuhi haknya maka pada hari kiamat Allah Swt akan menjadikan ular yang
kepalanya tanpa bulu dan memiliki dua bisa, ular itu mengejarnya sampai
menggigit dan meremukkan tangan orang terssebut sebelum hak hartanya di bayar”.
HR. Ibnu Majah:
حدَّ ثَنَا بَكْرُ بْنُ خَلَفٍ
وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّ ثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوْسَى اَنْبَأَ
نَا اِبْرَاهِيْمُ بْنُ اِسْمَعِيْلَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ وَعَا ئِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْ
خُذُ مِنْ كُلِّ عِشْرِيْنَ دِيْنَارًا فَصَا عِدًا نِصْفَ دِيْنَارٍ وَمِنَ
الْاَرْبَعِيْنَ دِيْنَارٍ
“ Nabi mengambil setengah dinar dari setiap 20 dinar,
dan satu dinar setiap 40 dinar.”
c. Zakat Penghasilan
Zakat penghasilan perlu memperhatikan persyaratan tentang nisab dan haul
harta untuk menghitung dan mengeluarkan zakat. HR. Muslim:
حَدَّثَنِي
أَبُوْ الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِ بْنِ
سَرْحٍ وَهَارُوْنُ بْنُ سَعِيْدٍ الْأَيْلِيُّ وَعَمْرُو بْنُ سَوَادٍ
وَالْوَلِيْدُ بْنُ شُجَاعٍ كُلُّهُمْ عَنْ ابْنِ وَهْبٍ قَالَ أَبُو الطَّاهِرِ
أَخْبَرَنَا عَبْدُاللهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ أَبَا
الزُّ بَيْرِ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ يَذْكُرُ
أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِيْمَا سَقَتْ
الْأَ نْهَارُ وَالْغَيْمُ الْعُشُوْرُ وَفِيْمَا سُقِيَ بِالسَّا نِيَةِ نِصْفُ
الْعُشْرِ
Rosulullah Saw bersabda: “apa yang diairi dengan air sungai dikenakan zakat
1/10, yang disirami dikenakan separuh dari 1/10”.
HR. Ibnu Majah:
2. Infak
Infak yang berasal dari bahasa arab yang berarti mengeluarkan atau membelanjakan
harta. Infak adalah membayar dengan harta, mengeluarkan harta dan membelanjakan harta. HR. Ahmad:
حَدَّثَنَا
يَزِيْدُ بْنُ هَا رُوْنَ اَنْبَأَ نَا هِشَامٌ عَنِ الْوَاصِلٍ عَنِ الْوَ لِيْدِ
بْنِ عَبْدِ الرَّ حْمَنِ عَنْ عِيَاضِ بْنِ غُطَيْفٍ قاَلَ دَخَلْنَا عَلَي اَبِي
عُبَيْدَةَ نَعُوْ دُهُ قَالَ اِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّي اللهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْ لُ مَنْ اَنْفَقَ نَفَقَةً فَاضِلَةً فِي سَبِيْلِ
اللهِ فَبِسَبْعِ مِئَةٍ وَمَنْ اَنْفَقَ عَلَي نَفْسِهِ اَوْعَلَي اَهْلِهِ اَوْ
عَادَ مَرِ يْضًا اَوْ مَازَ اَذَي عَنْ طَرِيْقٍ فَهِيَ حَسَنَةٌ بِعَشْرِ
اَمْثَا لِهَا
Rosulullah Saw bersabda: “barang siapa menafkahkan hartanya diluar
kebutuhan di jalan Allah Swt maka ditulis 700 cabang. Barang siapa menafkahkan
hartanya untuk dirinya atau keluarganya atau menjenguk orang sakit atau
menyingkirkan sesuatu yang bisa membahayakan di jalan maka baginya 10
kebaikan”.
Bedanya jika zakat berdasarkan ketentuan, jenis dan kadar tertentu dengan
jumlah yang permanen sampai hari kiamat, sedangkan infaq tidak ada ketentuan
khusus tetapi berdasarkan kepentingan kemaslahatan umum.6
3. Sedekah
Sedekah yang berasal dari bahasa
arab yang artinya hampir mirip dengan infak, tetapi lebih spesifik. HR. Bukhori:
حَدَّثَنَا اِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُوْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّا مِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ اَبِي
هُرَيْرَة َقَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اِذَا
اَحْسَنَ اَحَدُ كُمْ اِسْلَا مَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ
بِعَشْرِ اَمْثَا لِهَا اِلَي سَبْعِ مِا ئَةِ ضِعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ
يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا
Rosulullah Saw bersabda: “apabila
salah seorang dari kalian baik islamnya maka setiap kebaikan yang dilakukan
ditulis 10 kali sampai 700 kali lipat, dan setiap kejelekan yang dilakukan maka
akan ditulis yang sama dengan yang dilakukannya”.
Endnote:
[1] Kementerian Agama Provinsi Jawa
Timur, Fiqh Zakat, (Surabaya: Bidang Haji, Zakat, dan Wakaf) 2011, hal.
56-57
[2] Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis
Ekonomi, (Malang: UIN Malang Press) 2008, hal. 65-66
[3] Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis
Ekonomi, (Malang: UIN Malang Press) 2008, hal. 65-66
[4] M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah:
Zakat, Pajak, Asuransi, dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada) 1996, hal. 2
[5] Izmir Azlan, dkk. Panduan Zakat Terlengkap, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada), 2014, hal. 38
[6] Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis Ekonomi, hal. 97
Tidak ada komentar:
Posting Komentar